Endang
Widjajanti
Jurusan Pendidikan Kimia FMIPA
Pendahuluan
Lembar Kerja Siswa (LKS)
merupakan salah satu sumber belajar yang dapat
dikembangkan oleh guru sebagai
fasilitator dalam kegiatan pembelajaran. LKS yang
disusun dapat dirancang dan
dikembangkan sesuai dengan kondisi dan situasi kegiatan
pembelajaran yang akan dihadapi.
LKS juga merupakan media pembelajaran, karena
dapat digunakan secara bersama
dengan sumber belajar atau media pembelajaran yang
lain. LKS menjadi sumber belajar
dan media pembelajaran tergantung pada kegiatan
pembelajaran yang dirancang.
Media pembelajaran menurut
Heinich seperti yang dikutip oleh Azhar Arsyad
(2004 : 3) adalah media yang
membawa pesan atau informasi dengan tujuan
instruksional atau mengandung
maksud-maksud pengajaran. Aliah Abdulah seperti
yang dikutip oleh Sumarni (2004 :
16) mendefinisikan media pembelajaran sebagai
sumber informasi berbentuk bahan
cetak/ buku, majalah, LKS, dan sejenisnya yang
dapat digunakan sebagai penunjang
proses pembelajaran dalam menyajikan atau
menyerap mata pelajaran. Belajar
dengan menggunakan media memungkinkan siswa
belajar dengan panca inderanya.
Menurut Surachman yang dikutip oleh Sumarni (2004 :
15-16), LKS merupakan jenis hand
out yang dimaksudkan untuk membantu siswa
belajar secara terarah. Menurut
Slamet (dalam Sumarni: 2004:15) pembelajaran
dipengaruhi oleh dua faktor yaitu
faktor internal berupa kemampuan awal siswa dan
faktor eksternal berupa
pendekatan pembelajaran. Pendekatan pembelajaran dapat
dilakukan dengan menggunakan
media LKS.
Lembar Kerja Siswa selain sebagai
media pembelajaran juga mempunyai
beberapa fungsi yang lain, yaitu
:
1) merupakan alternatif bagi guru
untuk mengarahkan pengajaran atau
memperkenalkan suatu kegiatan
tertentu sebagai kegiatan belajar mengajar
2) dapat digunakan untuk
mempercepat proses pengajaran dan menghemat waktu
penyajian suatu topik
3) dapat untuk mengetahui
seberapa jauh materi yang telah dikuasai siswa
4) dapat mengoptimalkan alat
bantu pengajaran yang terbatas
5) membantu siswa dapat lebih
aktif dlam proses belajar mengajar
6) dapat membangkitkan minat
siswa jika LKS disusun secara rapi, sistematis mudah
dipahami oleh siswa sehingga
mudah menarik perhatian siswa
7) dapat menumbuhkan kepercayaan
pada diri siswa dan meningkatkan motivasi
belajar dan rasa ingin tahu
8) dapat mempermudah penyelesaian
tugas perorangan, kelompok atau klasikal karena
siswa dapat menyelesaikan tugas
sesuai dengan kecepatan belajarnya
9) dapat digunakan untuk melatih
siswa menggunakan waktu seefektif mungkin
10) dapat meningkatkan kemampuan
siswa dalam memecahkan masalah.
Cara penyajian materi pelajaran
dalam LKS meliputi penyampaian materi secara
ringkas kegiatan yang melibatkan
siswa secara aktif misalnya latihan soal, diskusi dan
percobaan sederhana. Selain itu
penyusunan LKS yang tepat dapat digunakan untuk
mengembangkan keterampilan
proses,
Kriteria
Kualitas Lembar Kerja Siswa
Keberadaan LKS memberi pengaruh
yang cukup besar dalam proses belajar
mengajar, sehingga penyusunan LKS
harus memenuhi berbagai persyaratan yaitu syarat
didaktik, syarat konstruksi, dan
syarat teknik. (Hendro Darmodjo dan Jenny R.E.
Kaligis 1992 : 41-46).
1) Syarat- syarat didaktik
mengatur tentang penggunaan LKS
yang bersifat universal dapat digunakan dengan
baik untuk siswa yang lamban atau
yang pandai. LKS lebih menekankan pada
proses untuk menemukan konsep,
dan yang terpenting dalam LKS ada variasi
stimulus melalui berbagai media
dan kegiatan siswa. LKS diharapkan
mengutamakan pada pengembangan
kemampuan komunikasi sosial, emosional,
moral, dan estetika. Pengalaman
belajar yang dialami siswa ditentukan oleh tujuan
pengembangan pribadi siswa.
2) Syarat konstruksi berhubungan
dengan penggunaan bahasa, susunan kalimat,
kosa kata, tingkat kesukaran, dan
kejelasan dalam LKS
3) Syarat teknis menekankan
penyajian LKS, yaitu berupa tulisan, gambar dan
penampilannya dalam LKS
Syarat – Syarat
Didaktik Penyusunan LKS
LKS yang berkualitas harus
memenuhi syarat- syarat didaktik yang dapat
dijabarkan sebagai berikut :
1. Mengajak siswa aktif dalam
proses pembelajaran
2. Memberi penekanan pada proses
untuk menemukan konsep
3. Memiliki variasi stimulus
melalui berbagai media dan kegiatan siswa sesuai dengan
ciri KTSP
4. Dapat mengembangkan kemampuan
komunikasi sosial, emosional, moral, dan
estetika pada diri siswa
5. Pengalaman belajar ditentukan
oleh tujuan pengembangan pribadi.
Syarat
Konstruksi Penyusunan LKS
Syarat-syarat konstruksi ialah
syarat-syarat yang berkenaan dengan penggunaan
bahasa, susunan kalimat,
kosakata, tingkat kesukaran, dan kejelasan, yang pada
hakekatnya harus tepat guna dalam
arti dapat dimengerti oleh pihak pengguna, yaitu
anak didik. Syarat-syarat
konstruksi tersebut yaitu :
a. Menggunakan bahasa yang sesuai
dengan tingkat kedewasaan anak.
b. Menggunakan struktur kalimat
yang jelas.
Hal-hal yang perlu diperhatikan
agar kalimat menjadi jelas maksudnya, yaitu :
(1) Hindarkan kalimat kompleks.
(2) Hindarkan “kata-kata tak
jelas” misalnya “mungkin”, “kira-kira”.
(3) Hindarkan kalimat negatif,
apalagi kalimat negatif ganda.
(4) Menggunakan kalimat positif
lebih jelas daripada kalimat negatif.
c. Memiliki tata urutan pelajaran
yang sesuai dengan tingkat kemampuan anak.
Apalagi konsep yang hendak dituju
merupakan sesuatu yang kompleks,
dapat dipecah menjadi
bagian-bagian yang lebih sederhana dulu.
d. Hindarkan pertanyaan yang
terlalu terbuka. Pertanyaan dianjurkan
merupakan isian atau jawaban yang
didapat dari hasil pengolahan informasi,
bukan mengambil dari
perbendaharaan pengetahuan yang tak terbatas.
e. Tidak mengacu pada buku sumber
yang di luar kemampuan keterbacaan
siswa.
f. Menyediakan ruangan yang cukup
untuk memberi keleluasaan pada siswa
untuk menulis maupun
menggambarkan pada LKS. Memberikan bingkai
dimana anak harus menuliskan
jawaban atau menggambar sesuai dengan
yang diperintahkan. Hal ini dapat
juga memudahkan guru untuk memeriksa
hasil kerja siswa.
g. Menggunakan kalimat yang
sederhana dan pendek. Kalimat yang panjang
tidak menjamin kejelasan
instruksi atau isi. Namun kalimat yang terlalu
pendek juga dapat mengundang
pertanyaan.
h. Gunakan lebih banyak ilustrasi
daripada kata-kata. Gambar lebih dekat pada
sifat konkrit sedangkan kata-kata
lebih dekat pada sifat “formal” atau abstrak
sehingga lebih sukar ditangkap
oleh anak.
i. Dapat digunakan oleh
anak-anak, baik yang lamban maupun yang cepat.
j. Memiliki tujuan yang jelas
serta bermanfaat sebagai sumber motivasi.
k. Mempunyai identitas untuk
memudahkan administrasinya. Misalnya, kelas,
mata pelajaran, topik, nama atau
nama-nama anggota kelompok, tanggal dan
sebagainya.
Syarat Teknis
Penyusunan LKS
a. Tulisan
(1) Gunakan huruf cetak dan tidak
menggunakan huruf latin atau romawi.
(2) Gunakan huruf tebal yang agak
besar untuk topik, bukan huruf biasa yang
diberi garis bawah.
(3) Gunakan kalimat pendek, tidak
boleh lebih dari 10 kata dalam satu baris.
(4) Gunakan bingkai untuk
membedakan kalimat perintah dengan jawaban
siswa.
(5) Usahakan agar perbandingan
besarnya huruf dengan besarnya gambar serasi.
b. Gambar
Gambar yang baik untuk LKS adalah
gambar yang dapat menyampaikan
pesan/isi dari gambar tersebut
secara efektif kepada pengguna LKS.
c. Penampilan
Penampilan sangat penting dalam
LKS. Anak pertama-tama akan tertarik pada
penampilan bukan pada isinya.
Aspek- aspek
Penilaian LKS
Kualitas LKS kimia yang disusun
juga harus memenuhi aspek- aspek penilaian
(diadaptasi dari Hermawan
(2004:17-18) yang meliputi
a. Aspek Pendekatan Penulisan
1). Menekankan keterampilan
proses
2). Menghubungkan ilmu
pengetahuan dan teknologi dengan kehidupan
3). Mengajak siswa aktif dalam
pembelajaran
b. Aspek Kebenaran Konsep Kimia
4). Kesesuaian konsep dengan
konsep yang dikemukakan oleh ahli kimia
5). Kebenaran susunan materi tiap
bab dan prasyarat yang digunakan
c. Aspek Kedalaman Konsep
6). Muatan latar belakang sejarah
penemuan konsep, hukum, atau fakta
7). Kedalaman materi sesuai
dengan kompetensi siswa berdasarkan Kurikulum
KTSP
d. Aspek Keluasan Konsep
8). Kesesuaian konsep dengan
materi pokok dalam Kurikulum KTSP SMP
9). Hubungan konsep dengan
kehidupan sehari-hari
10). Informasi yang dikemukakan
mengikuti perkembangan zaman
e. Aspek Kejelasan Kalimat
11). Kalimat tidak menimbulkan
makna ganda
12). Kalimat yang digunakan mudah
dipahami
f. Aspek Kebahasaan
13). Bahasa yang digunakan
mengajak siswa interaktif
14). Bahasa yang digunakan baku
dan menarik
g. Aspek Penilaian Hasil Belajar
15). Mengukur kemampuan kognitif,
afektif, dan psikomotorik
16). Mengukur kemampuan siswa
secara mendalam dan berdasarkan standar
kompetensi yang ditentukan oleh
Kurikulum KTSP
h. Aspek Kegiatan Siswa /
Percobaan Kimia
17). Memberikan pengalaman
langsung
18). Mendorong siswa menyimpulkan
konsep, hukum atau fakta
19). Kesesuaian kegiatan siswa /
percobaan kimia dengan materi pelajaran dalam
Kurikulum KTSP SMP
i. Aspek Keterlaksanaan
20). Materi pokok sesuai dengan
alokasi waktu di sekolah
21). Kegiatan siswa / percobaan
kimia dapat dilaksanakan
j. Aspek Penampilan Fisik
22). Desain yang meliputi
konsistensi, format, organisasi, dan daya tarik buku baik
23). Kejelasan tulisan dan gambar
24). Penampilan fisik buku dapat
mendorong minat baca siswa
Agar LKS yang disusun dapat
diukur kualitasnya, maka perlu diadakan
penilaian oleh mereka yang
dianggap berkompeten. Sedangkan penentuan kualitas LKS
didasarkan pada asumsi standar
ideal (kurva normal), yaitu membandingkan dengan
skor ideal.
DAFTAR PUSTAKA
Azhar Arsyad. (2004)..Media
Pembelajaran. Jakarta:Raja Grafindo
Anonim. (2003). Pedoman Khusus
Pengembangan Silabus dan Penilaian. Jakarta:
Depdikbud.
Depdiknas. (2004). Kurikulum
Berbasis Kompetensi Mata pelajaran Ilmu Kimia.
Jakarta: Depdikbud.
E. Mulyasa. (2003). Kurikulum
Berbasis Kompetensi. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Hendro Darmodjo dan Jenny R.E.
Kaligis.(1992). Pendidikan IPA II. Jakarta:
Depdikbud
Ibrahim dan Beny Karyati. (1991).
Pengembangan Inovasi dan Kurikulum. Jakarta:
Universitas Terbuka
Nana Syaodih Sukmadinata.(2002). Pengembangan
Kurikulum. Bandung: Remaja
Rosdakarya